Surat Cinta untuk Ratu Tisha




Football5star.com, Indonesia - Pada akhir November lalu, Football5Star.com menggelar sebuah sayembara menulis kritik dan masukan bagi PSSI seiring kegagalan timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Sayembara itu kami beri tajuk "Surat Cinta untuk Ratu Tisha". Harapan kami, dengan tajuk itu, kritik dan masukan yang dibuat akan lebih lembut dan sopan.

Setelah sekitar tiga minggu berjalan, banyak tulisan yang masuk. Kami agak kerepotan juga menyeleksinya. Sayang, kebanyakan tulisan yang masuk tidak semesra surat cinta dan tak menyebut Ratu Tisha, Sekjen PSSI saat ini. Dengan sangat terpaksa, kami harus mengeliminasi sekian banyak artikel hanya karena hal tersebut.

Awalnya, kami berencana mengambil lima pemenang. Namun, karena banyak yang gugur dalam kriteria penilaian, dengan sangat terpakasa kami memutuskan untuk mengurangi jumlah pemenang. Pada akhirnya, kami menetapkan tiga artikel terpilih dari sayembara "Surat Cinta untuk Ratu Tisha" tersebut. Ketiganya adalah karya:
  1. Diky Listanto

  2. Michele Fredika Octavianti

  3. Isma"il Surendra


Kami berharap ungkapan hati dari kecintaan mendalam terhadap persepakbolaan nasional tersebut dapat dibaca oleh para pemangku kepentingan. Kami pun tak akan berhenti sampai di sini. Setelah "Surat Cinta untuk Ratu Tisha", kami akan mengadakan sayembara serupa pada kemudian hari dengan topik berbeda.




Dari Kompetisi Usia Muda higga Pemimpin Tegas


Oleh Diky Listanto (dikylistanto@xxxxxxxx)
Assalamualaikum wr. wb . 

Dear Ratu Tisha,

Bersama surat ini, saya ingin menyampaikan rasa senang dan bangga mempunyai sekjen perempuan seperti Ratu Tisha. Sungguh, ini sebuah keistimewaan dan kebanggaan bagi saya.

Sebagai pencinta sepak bola nasional, saya juga sangat bangga ketika bisa melihat kibaran merah putih di podium tertinggi. Sebaliknya, ketika merah putih tak berkibar, sungguh hancur hati saya. Ada kerinduan yang tak terbendung. Sayangnya, itulah yang kerap saya rasakan belakangan ini.

Cinta bukanlah tentang siapa yang paham tentang bola, tetapi tentang siapa yang mendukung persepakbolaan Indonesia kala susah dan sulit berkembang.

Semoga kau menerima rasa nasionalismeku, Ratu...

Dari hati yang terdalam dan terindah...

Saya rasa ada beberapa hal yang bisa dilakukan federasi untuk membenahi sepak bola di negeri kita ini. Pertama, Indonesia butuh kompetisi usia muda. Kedua, Indonesia membutuhkan pelatih-pelatih berkualitas. Lalu, yang ketiga, Indonesia harus memiliki insfraktruktur yang bagus agar perkembangan sepak bola usia muda bisa maju.

[caption id="attachment_170279" align="aligncenter" width="741"]Timnas Indonesia Janji Tampil Habis-Habisan di Laga Terakhir foxsportsasia.com[/caption]

Lalu, tak perlu muluk-muluk. Asia merupakan target yang paling realistis saat ini. Setelah sukses di Asia, barulah pemain-pemain Indonesia bisa menargetkan tampil di Eropa. Namun, yang lebih penting dari itu, adalah memupukkan keyakinan bahwa pemain-pemain Indonesia sebetulnya bisa bersaing di negara-negara lain yang lebih maju.

Dan yang tak kalah penting, bagi kami sebagai suporter, Indonesia butuh pemimpin yang dapat menindak tegas, bukan pemimpin yang hanya membela kaum kapitalis dan mafia.

Dan saat bicara tentang mimpi, ada begitu banyak mimpi bagi para pencinta sepak bola. Mimpi menjadi juara, mengunjungi stadion-stadion megah nan ternama, dan banyak lagi. Namun, pada akhirnya, sebagai suporter sepak bola Indonesia, mimpi itu hanya satu. Itu adalah melihat bendera merah pitih berkibar gagah di level Asia dan mungkin saja dunia.

Ratu Tisha, kiranya impian itu juga adalah impian Anda. Demikian pula dengan segenap pencinta sepak bola nasional dari Sabang sampai Merauke. Ini adalah adalah impian kita bersama. Oleh karenanya, sudilah kiranya Ratu mendengarkan keluh kesah dan harapan saya yang tak surut mendukung ketika Tim Garuda tertatih-tatih dan kerap harus menelan pil pahit kekecewaan.

Terima kasih,

Assalamualaikum wr. wb.




Jaringlah Talenta-Talenta dari Mana Saja


Oleh Michele Fredika Octavianti (michele.fredika@xxxxxxxx)

Teruntuk Ratu Tisha,

Jagalah PSSI-ku dengan baik. Kuharap suatu saat melihat PSSI-ku berjaya di kancah internasional kembali. Kuharap PSSI dapat kembali melangkah maju, memangkas ketertinggalan dari negara-negara lain.

Alangkah baiknya apabila kita bersama-sama menunjukkan iktikad memajukan timnas yang menjadi tim kebanggaan Indonesia ini. Kiranya ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, seleksi seluruh pemain bola Indonesia di daerah dan meningkatkan kualitas pemain Indonesia. Mereka yang berbakat sepantasnya diberi beasiswa.

Kedua, pembinaan pelatih. Kita perlu pelatih-peltih kompeten yang mampu mengasah talenta dan menanamkan integritas kepada para pemain. Ini penting agar talenta-talenta yang ada bisa tumbuh menjadi pemain-pemain mumpuni dan tahan banting.

Ketiga, kerja sama dengan pihak-pihak luar harus lebih ditingkatkan. Sekadar uji tanding dengan klub-klub besar kiranya bisa menumbuhkan kepercayaan diri pada para pemain kita.

[caption id="attachment_156620" align="aligncenter" width="741"]Timnas u-16 Indonesia-afc u-16-football5star-twitter2 the-afc.com[/caption]

Keempat, tak kalah penting adalah mengedukasi para penonton sepak bola. Sangat penting untuk mengingatkan bahwa rivalitas bukan permusuhan. Rivalitas didasari sikap saling menghormati. Ini penting agar tak ada lagi korban jiwa akibat tindak kekerasan antarsuporter.

Selama ini, aku percaya dan terus berharap Indonesia menjadi salah satu negara dengan sepak bola terbaik di dunia. Pemain Indonesia memiliki potensi yang baik. Mereka akan menjadi pemain-pemain hebat andai ditempa dengan pendidikan dan seleksi ketat seperti di belahan Eropa.

Sistem perekrutan pun perlu diperbaiki terus-menerus sehingga betul-betul menjaring semua talenta dari pulau terpencil sekalipun. Kesempatan menjadi pemain timnas Indonesia harus terbuka bagi siapa saja. Riset dengan memanfaatkan jaringan sekolah dan SSB kiranya dapat membantu hal ini.

Di samping itu, PSSI perlu membuat turnamen-turnamen usia muda sebagai ajang seleksi dan penempaan. Akan lebih baik lagi bila diadakan kompetisi reguler di berbagai jenjang umur agar talenta-talenta yang ada bisa terus ditempa sejak remaja.

Anak-anak Indonesia memiliki kesempatan dalam membantu kemajuan untuk sepak bola di Indonesia. PSSI dapat memilih pelatih yang kompeten dan memiliki pengalaman dalam mengelolah tim besar di dunia. Kesempatan ini dapat digunakan untuk memperbaiki sistem PSSI dalam meningkatan kualitas dan memberikan kesempatan untuk anak Indonesia. Ke depan, pada akhirnya, PSSI dapat memajukan kesejahteraan insan-insan sepak bola di Indonesia.




Anda Terbebani Sang Ketua


Oleh Isma"il Surendra (mailprincipino@xxxxxxxx)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa kabar Jeng Ratu Tisha Destria? Doa terbaik tentang kesehatan, keselamatan, serta kebaikan dari saya akan selalu terus tercurah kepadamu. Kenapa saya selalu mendoakan seperti itu? Karena memang menjadi sekretaris jenderal dari induk organisasi yang semakin tahun semakin tidak karuan seperti ini sepertinya membutuhkan dukungan ekstra dari keajaiban doa.

Jeng Ratu Tisha Destria yang terkasih, entah kenapa menulis surat cinta ini kepadamu saya tiba-tiba mendapati lagu latar Chrisye yang berjudul "Kala Cinta Menggoda" dari alam gaib. Ya, sepertinya saya memang tidak mampu membohongi hati nurani. Saya sedang tak mampu menghindari gejolak cinta ini.

Baik, cukup. Saya tidak mau berbasa-basi lagi.

Dulu, saya rasa menjadi Sekjen PSSI itu adalah pekerjaan yang terlalu berat dan kamu tidak akan kuat. Tapi, melihatmu bekerja sekarang ini, saya rasa yang membuat pekerjaanmu berat adalah pimpinanmu sekarang yang tak becus laksanakan mandat. Pimpinanmu itu tak serius mengelola sepak bola negeri ini.

Melihat pemimpinmu itu, saya tak lagi percaya adalah pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Bagaimana bisa rakyatnya yang cantik-cantik kayak kamu harus dicerminkan dengan pemimpinmu yang naudzubillahmindzalik itu? Saya rasa mendapati nasib seperti itu lebih baik tidak menjadi rakyatnya saja.

[caption id="attachment_155514" align="aligncenter" width="741"] tribunnews.com[/caption]

Saya memang suka menilai orang berdasarkan cara dia bicara. Melihat orang yang kontroversial tapi menjadi pemimpin itu sering membuat suasana hati saya menjadi tidak baik. Saya ingat bagaimana pernyataannya kepada Evan Dimas dan Ilham Udin yang bermain di luar negeri itu dianggapnya tidak nasional. Astaghfirullah, pernyataan macam apa seperti ini itu?

Dilanjut pula dengan pernyataan-pernyataan dari beliau selanjutnya yang viral itu sungguh tidak mengenakkan hati. Ungkapan Jawa tentang ajining diri ana ing lathi (nilai diri seseorang terletak pada apa yang diucapkannya) sepertinya pemimpinmu itu bukan pemimpin yang bijak bestari. Andai saja pemimpin PSSI bukan seperti beliau, kiranya Jeng Ratu Tisha dapat bekerja dengan lebih baik lagi.

Kepadamu Capricornisian, saya mohon petunjuk juga pertolongan. Pengalamanmu beberapa tahun di FIFA itu mohon bisa diaplikasikan dengan dengan baik di Indonesia. Saya tahu itu sulit, tapi mengertilah, jika itu baik, saya rasa pencinta sepakbola di penjuru negeri ini pasti mendukungmu.

Pesan terakhir saya, tolong cabut ucapanmu di acaranya Deddy Corbuzier itu, jomblo seumur hidup itu enggak enak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

[better-ads type="banner" banner="156432" campaign="none" count="2" columns="1" orderby="rand" order="ASC" align="center" show-caption="1"][/better-ads]
Surat Cinta untuk Ratu Tisha

#EdyRahmayadi #PSSI #RatuTishaDestria #TimnasIndonesia

Komentar