Kaleidoskop 2017: 5 Momen Pilu Sepak Bola Indonesia


Football5star.com, Indonesia - Sepak bola Indonesia tengah memasuki masa jeda kompetisi dan menunggu Liga 1 musim berikutnya. Selama hampir setahun, banyak momen-momen penting yang mewarnai dunia olahraga paling diminati masyarakat termasuk mulai dari hal menyenangkan, hingga memilukan.

Sepanjang tahun ini, banyak kejadian memilukan yang menyelimuti geliat persepakbolaan dalam negeri. Tidak hanya terjadi di atas lapangan, air mata juga kerap tumpah saat tidak berada dalam waktu pertandingan.

Berikut ini lima momen pilu yang terjadi di sepak bola indonesia pada 2017 yang berhasil dihimpun Football5Star.

Tragedi Choirul Huda
Choirul Huda, Persela Lamongan,Kiper kawakan Persela Lamongan harus tutup usia saat membantu timnya bertanding di atas lapangan. Ketika pertandingan melawan Semen Padang, ia bertabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues.

Huda sempat mendapatkan perawatan dari tim medis dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawa kiper berusia 38 tahun tersebut tidak terselamatkan. Ia mengembuskan nafas terakhirnya di RSUD dr Soegiri pada Minggu (16/10).

Putra daerah Lamongan tersebut merupakan satu dari sedikit pemain sepak bola Indonesia yang hanya membela satu klub sepanjang kariernya. Memulai kiprah saat berusia 18 tahun, posisinya nyaris tidak tergantikan di bawah mistar Laskar Joko Tingkir. Bahkan hingga kematian menjemput, seragam kebesaran Persela masih tetap melekat di tubuhnya dan menjadi pakaian terakhir yang ia kenakan.

Arema Kehilangan Kiper Kedua
Ahmad KurniawanSelain Choirul Huda, Indonesia juga kehilangan salah satu kiper terbaik tahun ini. Penjaga gawang Arema, Ahmad Kurniawan meninggal pada usia 37 tahun setelah berjuang melawan koma. Sebelum meninggal, kakak kandung Kurnia Meiga tersebut memang sempat menjalani beberapa perawatan seperti cuci darah untuk menyembuhkan penyakitnya.

Tepat pada 10 Januari 2017, AK, sapaan akrabnya, akhirnya menyerah dan menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang. Jenazahnya dikebumikan di Jakarta, tempat seluruh keluarga besarnya tinggal.

Sebagai bentuk penghormatan, Arema sepakat untuk memensiunkan nomor punggung yang dipakai AK yakni 47. Momen tersebut dilaksanakan beberapa saat sebelum pertandingan melawan PS TNI, Februari silam. Simbolisasi dilakukan langsung oleh Kurnia Meiga yang juga menjadi pemain penting di klub asal Jawa Timur tersebut.

Misteri Penyakit Kurnia Meiga

[caption id="attachment_65048" align="alignleft" width="300"]Kurnia Meiga, Arema FC twitter.com/EgaHermansyah[/caption]

Beberapa waktu setelah sang kakak dinyatakan meninggal, Kurnia Meiga diserang penyakit misterius. Kondisi tersebut memaksanya menepi sejenak dari lapangan hijau.

Penyakit yang diderita Meiga membuatnya harus absen hingga Liga 1 2017 berakhir. Bahkan posisinya di tim nasional harus digantikan oleh Andritany Ardhiyasa.

Hingga kini, berbagai upaya tengah dilakukan untuk menyembuhkan penjaga gawang berusia 27 tahun tersebut. Belum jelas apakah manajemen Arema tetap mendaftarkannya untuk berpartisipasi dalam Liga 1 2018 mendatang.

Petasan Pembawa Petaka
Laga Timnas Indonesia Vs Timnas Fiji dipadati suporterPertandingan sepak bola juga merenggut nyawa seorang penonton di tribun. Catur Yuliantono menghembuskan nafas terakhir usai terkena ledakan petasan saat menyaksikan tim nasional Indonesia bertanding melawan Fiji di Stadion Patriot, Bekasi, pada Sabtu (2/9).

Korban sempat mendapatkan pertolongan pertama dari penonton lain yang berada di lokasi. Namun, nyawanya tidak tertolong usai mengalami luka bakar parah.

Pihak kepolisian Bekasi sudah menetapkan tersangka atas nama ARP yang tercatat sebagai warga Bekasi. Ia ditangkap beserta barang bukti berupa petasan jenis flare yang luput karena kelalaian pihak keamanan di pintu masuk.

Gagal Lagi di SEA Games
Timnas SEA GamesMomen pilu tidak hanya soal meninggalnya para penggiat sepak bola nasional. Kekalahan timnas U-22 di ajang SEA Games 2017 juga menjadi salah satu momen miris tahun ini. Osvaldo Haay dkk. gagal meraih medali emas setelah takluk dari Malaysia di semi final.

Melewati fase grup tanpa cela, anak asuh Luis Milla tidak mampu membongkar pertahanan negara tetangga sepanjang 90 menit waktu normal. Malah, Garuda Muda kecolongan oleh gol tunggal beberapa menit sebelum laga usai.

Hasil tersebut sekaligus memperpanjang penantian Indonesia di ajang serupa sejak 1991 edisi Manila. Meski demikian, tim Merah Putih tetap sukses meraih perunggu usai mengalahkan Myanmar dengan skor 3-1 pertandingan penentuan.
Kaleidoskop 2017: 5 Momen Pilu Sepak Bola Indonesia

#AhmadKurniawan #ChoirulHuda #KurniaMeiga #TimnasIndonesia

Komentar