
Football5star.com, Indonesia - Sepak bola Indonesia mula berbenah melalui Liga 1 pada 2017. Marquee player berdatangan. Wasit asing direkrut untuk meningkatkan kualitas kompetisi.
Namun, sepak bola Tanah Air belum bisa lepas dari kontroversi. Berikut adalah kontroversi sepak bola nasional versi Football5Star.com:
Michael Essien Terancam Dideportasi |

Pada April 2017, isu miring menerpa marquee player Persib Bandung, Michael Essien. Dia terancam dideportasi karena belum mengantongi izin kerja dan tinggal di Indonesia.
Anehnya, tim beralias Maung Bandung tetap menurunkan Michael Essien di kompetisi Liga 1 2017.
Selain Michael Essien, ada sebelas pemain yang belum mengantongi kartu izin tinggal terbalas alias kitas dari Imigrasi.
Perubahan Regulasi |

Awalnya, PT Liga Indonesia Baru menerapkan aturan pemain U-23 pada Liga 1 2017. Hal itu bertujuan untuk mengisi kantong pemain buat timnas U-23 menjelang SEA Games.
Setelah SEA Games, aturan itu malah dihapuskan. Keputusan itu menuai kritik dari sejumlah klub. Regulasi U-23 tersebut sempat ditangguhkan sejak 3 Juli sampai 30 Agustus 2017. Hal ini sempat menuai kecaman karena dianggap sebagai keputusan inkonsisten.
Skuat Garuda Muda sendiri akhirnya gagal mendulang target emas di SEA Games 2017. Evan Dimas Darmono dkk hanya mampu meraih perunggu sementara emas kembali digaet Thailand.
Persija Vs Persib Berakhir Lebih Cepat |

November 2017, laga Persija Jakarta vs Persib Bandung diwarnai sejumlah kontroversi. Kubu Persib melakukan protes karena gol Ezechiel N"Doassel dianulir dan Vladimir Vujovic diusir.
Mereka pun melakukan mogok sehingga wasit meniupkan peluit panjang pada menit ke-83.
Berdasar Laws of The Game, wasit memang berhak menunda atau bahkan menghentikan pertandingan lebih cepat dengan beberapa alasan, antara lain pelanggaran peraturan dan ada gangguan dari pihak luar.
Gangguan pihak luar contohnya adalah intervensi di luar 22 pemain yang bertanding di lapangan.
Kerusuhan di Makassar |

PSM Makassar vs Bali United, November 2017, merupakan salah satu laga penentu juara. Tim tamu menang berkat lesakan Stefano Lilipaly pada menit ke-94.
Setelah gol itu, suporter PSM Makassar menginvasi lapangan. Terjadi kontak fisik antara staf dan pemain kedua klub.
Selain itu, pemain Bali United, Stefano Lilipaly, terekam kamera beradu pukul dengan rekan satu timnya, Sylvano Comvalius. Awal kejadian itu bermula ketika Lilipaly mendapatkan peluang emas lewat serangan balik cepat ke pertahanan PSM pada menit ke-40. Pemain timnas Indonesia itu memilih langsung melepaskan tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti.
Arah bola hasil sepakan Lilipaly meninggi di atas penjaga gawang PSM, Rivky Mokodompit. Keputusan yang diambil Lilipaly membuat Comvalius geram lantaran posisinya lebih berpeluang untuk mencetak gol ketimbang rekannya itu.
"Hadiah" Poin Bhayangkara FC |

Akhir kompetisi Liga 1 menuai pandangan skeptis karena Bhayangkara FC menjadi juara berkat tambahan 2 poin dari Komisi Disiplin.
Hal itu diputuskan karena Mitra Kukar menurunkan Mohamed Sissoko yang terkena skors, melawan Bhayangkara FC, November 2017. Laga itu berakhir seri secara de facto, tetapi Mitra Kukar akhirnya kalah secara de jure.
Kepastian tambahan dua poin itu diterima Bhayangkara FC setelah Liga Indonesia Baru, merilis hasil klasemen terbaru Liga 1 pada Rabu siang—beberapa jam sebelum laga kontra Madura United digelar. Dalam situs resmi Liga-Indonesia, Bhayangkara FC yang sebelumnya memperoleh 63 poin menjadi 65 poin, sama dengan perolehan poin Bali United. Namun Bhayangkara FC unggul dalam head to head.
Kaleidoskop 2017: 5 Kontroversi Sepak Bola Indonesia
#BaliUnited #BhayangkaraFC #PersibBandung #PersijaJakarta #PSMMakassar
Komentar
Posting Komentar