Keputusan Juergen Klopp yang tak memasukkan nama Daniel Sturridge sebagai eksekutor adu penalti Liverpool dipertanyakan. Namun, Klopp punya alasan tersendiri untuk itu.
Laga final Piala Liga Inggris di Wembley, Minggu (28/2/2016) malam WIB kemarin, harus dituntaskan lewat babak tos-tosan setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Manchester City unggul duluan lewat gol Fernandinho pada menit ke-49 sebelum disamakan Philippe Coutinho di menit ke-83.
Sayangnya, Liverpool jadi pihak yang kalah dalam drama adu penalti. Tiga dari empat penendang penalti ‘Si Merah’ gagal yakni Lucas Leiva, Coutinho, dan Adam Lallana. Hanya Emre Can penendang pertama yang sukses menaklukkan Willy Caballero.
Sementara, City sukses menjaringkan tiga dari empat penalti dan hanya Fernandinho yang gagal di kesempan pertama. Liverpool kalah 1-3 dan kehilangan kans meraih trofi pertama musim ini.
Boleh dibilang penendang penalti Liverpool bukanlah mereka yang biasa atau mahir menjadi algojo 12 pas. Padahal di antara pemain yang ada di lapangan, Liverpool masih punya Sturridge yang notabene seorang striker dan biasa menghadapi situasi seperti ini.
Namun, Klopp punya alasan mengapa dia akhirnya tak menugaskan Sturridge mengingat si pemain sudah bermain selama 120 menit yang menyebabkan kakinya kram dan tidak bisa berjalan. Bagi Sturridge, ini adalah periode terlamanya bermain setelah dibebat cedera setahun terakhir ini.
“Kami sudah bertanya kepada para pemain dan lima pemain yang dipilih mengatakan ‘ya’. Tak ada kemungkinan Daniel bisa melakukannya. Ia mengalami kram di menit-menit terakhir. Ia tidak bisa jalan. Semua pemain yang mampu sudah mengambil jatah tendangan penalti,” jelas Klopp seperti dilansir Sky Sports.
Kram dan Tak Bisa Jalan, Sturridge pun Tak Jadi Eksekutor Penalti
#DanielSturridge #FinalPialaLigaInggris #JuergenKlopp #LiverpoolVsManchesterCity
Komentar
Posting Komentar